Jumat, 07 Juni 2013

SKO Pembangunan Lingkungan Hidup


STRATEGI KEBIJAKAN OPERASIONAL (SKO)
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

Topik Kajian : KOMITMEN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN EMAS: Studi Kasus pada Kawasan Reklamasi Wilayah Pengendapan Tailing PT. Freeport Indonesia
Oleh                    :  Syaiful Eddy (NIM 20123602005), Prodi S3 Ilmu Lingkungan
Mata Kuliah       :  Kebijakan Pengelolaan Lingkungan        


PERTANYAAN DAN JAWABAN:
  1. SKO-Berbasis Kinerja Teknikal:
a.      Bagaimana strategi pengendalian tailing secara teknis?
Jawab:
PT-FI memanfaatkan sebuah daerah aliran sungai untuk mengalirkan tailing menuju daerah pengendapan di kawasan dataran rendah Ajkwa yang telah direkayasa dan dimodifikasi yang dinamakan Modified Ajkwa Deposition Area/Mod-ADA. Daerah pengendapan tersebut adalah bagian dari bantaran banjir sungai seluas ± 45.000 ha yang dibatasi oleh Tanggul Barat dan Timur, yang dikelola khusus untuk mengendapkan tailing. Area pengendapan tailing di Mod-ADA terbagi menjadi dua, yaitu terdiri dari 23.000 ha bagian daratan dan 22.000 ha bagian estuaria. Tanggul Barat dan Timur tersebut dibangun pada tahun 1994 dan selesai tahun 1997, dengan panjang lebih kurang 50 km dan lebar antara 2-8 km.

b.      Bagaimana kondisi area pengendapan tailing PT-FI?
Jawab:
PT-FI memiliki wilayah reklamasi di area pengendapan tailing yang disebut Tanggul ganda. Tanggul Ganda merupakan daerah pengendapan tailing yang sudah tidak aktif lagi dan berumur kurang dari 20 tahun yang berfungsi sebagai area suksesi alami dan reklamasi. Area suksesi alami memiliki kedalaman air tanah dangkal (< 50 cm) yang ditumbuhi vegetasi alami, terutama Phragmites karka. Sedangkan area reklamasi memiliki kedalaman air tanah dalam (≤ 100 cm) yang telah direklamasi dengan vegetasi pertanian dan kehutanan.

c.       Bagaimana strategi revegetasi kawasan yang sudah terdegradasi akibat aliran tailing?
Jawab:
Selama tahun 2006, telah dilakukan reklamasi di atas lahan seluas 50 ha di kawasan pengendapan tailing tanggul ganda PT-FI. Sekitar 15 ha ditanami dengan tanaman penutup kacang-kacangan di dalam lahan yang sudah ditanami dengan Casuarina sp., Pometia pinnata dan pohon kelapa. Pemantauan terhadap pertumbuhan pohon-pohon tersebut tetap menunjukkan kemajuan yang sangat baik. Guna mencegah erosi, ditanam rumput vetifer (Vetiver zizanoides) di sepanjang tepi Sungai Ajkwa di atas lahan seluas kurang lebih 18 ha. Di atas tambahan lahan seluas 2,5 ha, dilakukan hydroseeding di dalam daerah tanggul untuk keperluan pengendalian erosi. Sedangkan pohon Eucalyptus dan jenis tanaman asli lainnya ditanam di atas lahan tambahan seluas 5 ha. Wilayah Tanggul Ganda ini menjadi wilayah percontohan reklamasi dalam skala besar bagi PT-FI guna mengelola wilayah pengendapan tailing khususnya di dataran rendah. Keberhasilan melakukan penghijauan kembali wilayah yang terkena dampak tailing akan menjadi rujukan bagi manajemen PT-FI dalam mengelola kawasan pengendapan tailing di wilayah Mod-ADA.

d.      Apakah sudah dilakukan kajian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di wilayah aliran tailing?
Jawab:
Sudah pernah dilakukan. PT-FI telah melakukan sejumlah besar kajian ekologi dan keanekaragaman hayati di dalam wilayah proyeknya dalam rangka memudahkan pengelolaan keanekaragaman hayati secara efektif. Kajian keanekaragaman hayati tersebut mencakup survei terhadap tumbuh-tumbuhan, tanaman obat, mamalia, burung, amfibi, reptilia, ikan, fauna tanah dan serangga air maupun darat. Sebagian besar hasil karya tersebut dapat langsung diterapkan dan tersedia bagi peneliti yang ditugaskan untuk mengembangkan rencana pengelolaan Taman Nasional Lorentz.
Saat ini wilayah Tanggul Ganda sudah banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan, baik hasil reklamasi maupun suksesi alami. Eddy (2009) berhasil mengidentifikasi spesies di wilayah ini untuk tingkat pohon sebanyak 30 spesies tergolong ke dalam 16 familia, tingkat tiang sebanyak 38 spesies tergolong ke dalam 15 familia, tingkat pancang sebanyak 51 spesies tergolong ke dalam 19 familia serta tingkat semai dan tumbuhan bawah sebanyak 120 spesies tergolong ke dalam 49 familia. Sementara itu Kilmaskossu (2002) memperoleh sebanyak 264 spesies sedangkan Sinaga dan Puradyatmika (2006) memperoleh sebanyak 508 spesies tumbuhan dalam penelitiannya di Tanggul Ganda.
Sejumlah daratan baru yang terbentuk dari sedimen di Mod-ADA telah dikolonisasi oleh pohon-pohon bakau. Pada lahan kolonisasi bakau tersebut telah diidentifikasi tujuh spesies tanaman bakau, 40 spesies kepiting dan udang, dan beberapa spesies siput, kerang, ikan, dan cacing laut Polychaetes. Guna mempercepat proses suksesi primer pada lahan tersebut, PT-FI telah memprakarsai sebuah program kolonisasi untuk mempercepat tanaman bakau. Selama 2005-2006 telah ditanam hampir 140.000 pohon bakau. (PT-FI, 2006b).

e.      Bagaimana strategi pemulihan kembali aliran Sungai Ajkwa yang telah tercemar tailing?
Jawab:
Dengan cara membangun Tanggul Ganda, sehingga Sungai Ajkwa tidak lagi dialiri tailing. Disamping itu dilakukan normalisasi sungai serta penanaman vegetasi di bantaran sungai.

f.        Akibat apa saja yang ditimbulkan oleh pembuangan tailing? Bagaimana mengantisipasinya?
Jawab:
Akibat pembuangan tailing dan pembangunan tanggul di dataran rendah Mod-ADA PT-FI, telah menyisahkan dampak seperti pencemaran tembaga; padatan tersuspensi tinggi (air keruh);  pembekapan tanaman; tingkat racun tailing dan dampak terhadap perairan; logam berat pada tanaman, satwa liar dan dampak terhadap kesehatan masyarakat; perusakan habitat muara; gangguan ekologi; dampak pada Taman Nasional Lorentz; regenerasi di daerah tumpukan tailing; serta fragmentasi habitat. Untuk itu PT-FI telah mengambil kebijakan membangun wilayah percontohan untuk pengelolaan kawasan pengendapan tailing pasca tambang di dataran rendah dalam skala besar yang berada di wilayah tanggul ganda.

  1. SKO-Berbasis Kinerja Kelembagaan:
a.      Apakah sudah ada kebijakan pengelolaan lingkungan kawasan pembuangan tailing? Jika ada, bagaimanakah implementasinya?
Jawab:
Sudah ada. Sebagaimana perusahan tambang lainnya, PT-FI juga telah banyak memberikan dampak terhadap ekosistem alami dan kehidupan sosial masyarakat. Melalui Kebijakan Lingkungan, PT-FI berusaha mempertahankan komitmen untuk menyelenggarakan pengelolaan dan praktek-praktek lingkungan yang benar dengan menyediakan sumber daya yang memadai, serta senantiasa meningkatkan kinerja di bidang lingkungan.
Pada kajian AMDAL untuk lingkungan sosial yang telah disetujui Pemerintah dan diselesaikan pada tahun 1997, disepakati bahwa opsi pengelolaan tailing yang telah disetujui, perlu dikaji lebih lanjut secara mendetil. Untuk itu dibentuk Komite Pengkajian Tailing (Tailings Review Committee) terdiri dari anggota tim Dewan Pengkajian Penilaian Resiko Lingkungan (Environmental Risk Assessment Review Panel Team), Dewan Penasihat Bidang Lingkungan PT-FI, dan manajemen PT-FI untuk mengkaji permasalahan ini. Setelah itu Komite Pengkajian Tailing melakukan sejumlah kajian rinci, termasuk melakukan analisis data penginderaan jarak jauh, melakukan evaluasi terhadap opsi pemipaan, kajian berbagai pertimbangan geoteknik, dampak banjir dan hidrogeologi maupun analisis serangkaian risiko. Kesimpulan yang diperoleh bahwa sistem pengelolaan tailing yang diterapkan saat ini, yaitu mengalirkan tailing menuju daerah pengendapan Mod-ADA, merupakan opsi yang terbaik dari semua opsi yang ada untuk kondisi iklim dan topografi yang unik dari wilayah kerja PT-FI.

b.      Apakah ada penghargaan yang diperoleh atau audit independen yang telah dilakukan dalam upaya pengelolaan lingkungan?
Jawab:
Ada. Sistem Pengelolaan Lingkungan (SKL) PT-FI sampai saat ini telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000. Pada tahun 2005, PT-FI meminta agar dijalankan audit independen terhadap SKL-nya oleh sebuah perusahaan internasional, Montgomery Watson-Harza, serta audit independen yang dilakukan International Center for Corporate Accountability (ICCA) terhadap program sosial dan HAM. Hasil dari audit tersebut telah disampaikan kepada publik, dan memberi masukan yang sangat berharga serta sejumlah besar rekomendasi bagi PT-FI.

  1. SKO-Berbasis Kinerja Sosio-Antropologis:
a.      Apakah ada alokasi pendanaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat?
Jawab:
Ada. PT-FI telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Indonesia. Investasi sejumlah hampir 4,8 miliar dolar AS untuk membangun prasarana perusahaan di Papua yang juga dapat dimanfaatkan masyarakat. Investasi sebesar lebih dari 425 juta dolar AS dalam bentuk prasarana sosial yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar