STRATEGI
KEBIJAKAN OPERASIONAL (SKO)
PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN HIDUP
Topik Kajian : KOMITMEN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN EMAS: Studi Kasus pada
Kawasan Reklamasi Wilayah Pengendapan Tailing PT. Freeport Indonesia
Oleh :
Syaiful Eddy (NIM 20123602005), Prodi S3 Ilmu Lingkungan
Mata Kuliah : Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
PERTANYAAN DAN JAWABAN:
- SKO-Berbasis Kinerja Teknikal:
a. Bagaimana strategi pengendalian tailing secara teknis?
Jawab:
PT-FI memanfaatkan
sebuah daerah aliran sungai untuk mengalirkan tailing menuju daerah pengendapan
di kawasan dataran rendah Ajkwa yang telah direkayasa dan dimodifikasi yang
dinamakan Modified Ajkwa Deposition Area/Mod-ADA.
Daerah pengendapan tersebut adalah bagian dari bantaran banjir sungai seluas ±
45.000 ha yang dibatasi oleh Tanggul Barat dan Timur, yang dikelola khusus
untuk mengendapkan tailing. Area pengendapan tailing di Mod-ADA terbagi menjadi dua, yaitu terdiri
dari 23.000 ha bagian daratan dan 22.000 ha bagian estuaria. Tanggul Barat dan
Timur tersebut dibangun pada tahun 1994 dan selesai tahun 1997, dengan panjang
lebih kurang 50 km dan lebar antara 2-8 km.
b. Bagaimana kondisi area pengendapan tailing PT-FI?
Jawab:
PT-FI memiliki wilayah
reklamasi di area pengendapan tailing yang disebut Tanggul ganda. Tanggul Ganda
merupakan daerah pengendapan tailing yang sudah tidak aktif lagi dan berumur
kurang dari 20 tahun yang berfungsi sebagai area suksesi alami dan reklamasi.
Area suksesi alami memiliki kedalaman air tanah dangkal (< 50 cm) yang
ditumbuhi vegetasi alami, terutama Phragmites
karka. Sedangkan area reklamasi memiliki kedalaman air tanah dalam (≤ 100
cm) yang telah direklamasi dengan vegetasi pertanian dan kehutanan.
c. Bagaimana strategi revegetasi kawasan yang sudah terdegradasi akibat aliran
tailing?
Jawab:
Selama tahun 2006, telah dilakukan reklamasi di
atas lahan seluas 50 ha di kawasan pengendapan tailing tanggul ganda PT-FI.
Sekitar 15 ha ditanami dengan tanaman penutup kacang-kacangan di dalam lahan yang
sudah ditanami dengan Casuarina sp., Pometia pinnata dan pohon kelapa. Pemantauan terhadap pertumbuhan
pohon-pohon tersebut tetap menunjukkan kemajuan yang sangat baik. Guna mencegah
erosi, ditanam rumput vetifer (Vetiver
zizanoides) di sepanjang tepi Sungai Ajkwa di atas lahan seluas kurang
lebih 18 ha. Di atas tambahan lahan seluas 2,5 ha, dilakukan hydroseeding di dalam daerah tanggul
untuk keperluan pengendalian erosi. Sedangkan pohon Eucalyptus dan jenis
tanaman asli lainnya ditanam di atas lahan tambahan seluas 5 ha. Wilayah Tanggul Ganda ini menjadi wilayah percontohan reklamasi dalam skala
besar bagi PT-FI guna mengelola wilayah pengendapan tailing khususnya di
dataran rendah. Keberhasilan melakukan penghijauan kembali wilayah yang terkena
dampak tailing akan menjadi rujukan bagi manajemen PT-FI dalam mengelola
kawasan pengendapan tailing di wilayah Mod-ADA.
d. Apakah sudah dilakukan kajian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di
wilayah aliran tailing?
Jawab:
Sudah pernah dilakukan. PT-FI telah melakukan
sejumlah besar kajian ekologi dan keanekaragaman hayati di dalam wilayah
proyeknya dalam rangka memudahkan pengelolaan keanekaragaman hayati secara
efektif. Kajian keanekaragaman hayati tersebut mencakup survei terhadap
tumbuh-tumbuhan, tanaman obat, mamalia, burung, amfibi, reptilia, ikan, fauna
tanah dan serangga air maupun darat. Sebagian besar hasil karya tersebut dapat
langsung diterapkan dan tersedia bagi peneliti yang ditugaskan untuk
mengembangkan rencana pengelolaan Taman Nasional Lorentz.
Saat ini wilayah Tanggul Ganda sudah banyak
ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan, baik hasil reklamasi maupun suksesi
alami. Eddy (2009) berhasil mengidentifikasi spesies di wilayah ini untuk
tingkat pohon sebanyak 30 spesies tergolong ke dalam 16 familia, tingkat tiang
sebanyak 38 spesies tergolong ke dalam 15 familia, tingkat pancang sebanyak 51
spesies tergolong ke dalam 19 familia serta tingkat semai dan tumbuhan bawah
sebanyak 120 spesies tergolong ke dalam 49 familia. Sementara itu Kilmaskossu (2002)
memperoleh sebanyak 264 spesies sedangkan Sinaga dan Puradyatmika (2006)
memperoleh sebanyak 508 spesies tumbuhan dalam penelitiannya di Tanggul Ganda.
Sejumlah daratan baru yang terbentuk dari sedimen
di Mod-ADA telah dikolonisasi oleh pohon-pohon bakau. Pada lahan kolonisasi
bakau tersebut telah diidentifikasi tujuh spesies tanaman bakau, 40 spesies
kepiting dan udang, dan beberapa spesies siput, kerang, ikan, dan cacing laut
Polychaetes. Guna mempercepat proses suksesi primer pada lahan tersebut, PT-FI
telah memprakarsai sebuah program kolonisasi untuk mempercepat tanaman bakau. Selama 2005-2006 telah ditanam hampir
140.000 pohon bakau. (PT-FI, 2006b).
e. Bagaimana strategi pemulihan kembali aliran Sungai Ajkwa yang telah
tercemar tailing?
Jawab:
Dengan cara membangun Tanggul Ganda, sehingga
Sungai Ajkwa tidak lagi dialiri tailing. Disamping itu dilakukan normalisasi
sungai serta penanaman vegetasi di bantaran sungai.
f.
Akibat apa saja yang ditimbulkan oleh
pembuangan tailing? Bagaimana mengantisipasinya?
Jawab:
Akibat pembuangan tailing dan pembangunan tanggul
di dataran rendah Mod-ADA PT-FI, telah menyisahkan dampak seperti pencemaran
tembaga; padatan tersuspensi tinggi (air keruh); pembekapan
tanaman; tingkat racun tailing
dan dampak terhadap perairan; logam berat pada tanaman, satwa liar dan dampak
terhadap kesehatan masyarakat; perusakan habitat muara; gangguan ekologi;
dampak pada Taman Nasional Lorentz;
regenerasi di daerah tumpukan tailing;
serta fragmentasi habitat. Untuk itu PT-FI telah mengambil kebijakan membangun
wilayah percontohan untuk pengelolaan kawasan pengendapan tailing pasca tambang
di dataran rendah dalam skala besar yang berada di wilayah tanggul ganda.
- SKO-Berbasis Kinerja Kelembagaan:
a. Apakah sudah ada kebijakan pengelolaan lingkungan kawasan pembuangan
tailing? Jika ada, bagaimanakah implementasinya?
Jawab:
Sudah ada. Sebagaimana
perusahan tambang lainnya, PT-FI juga telah banyak memberikan dampak terhadap
ekosistem alami dan kehidupan sosial masyarakat. Melalui Kebijakan
Lingkungan, PT-FI berusaha mempertahankan komitmen untuk menyelenggarakan
pengelolaan dan praktek-praktek lingkungan yang benar dengan menyediakan sumber
daya yang memadai, serta senantiasa meningkatkan kinerja di bidang lingkungan.
Pada kajian AMDAL untuk
lingkungan sosial yang telah disetujui Pemerintah dan diselesaikan pada tahun
1997, disepakati bahwa opsi pengelolaan tailing yang telah disetujui, perlu
dikaji lebih lanjut secara mendetil. Untuk itu dibentuk Komite Pengkajian
Tailing (Tailings Review Committee) terdiri dari anggota tim Dewan
Pengkajian Penilaian Resiko Lingkungan (Environmental Risk Assessment Review
Panel Team), Dewan Penasihat Bidang Lingkungan PT-FI, dan manajemen PT-FI
untuk mengkaji permasalahan ini. Setelah itu Komite Pengkajian Tailing melakukan
sejumlah kajian rinci, termasuk melakukan analisis data penginderaan jarak
jauh, melakukan evaluasi terhadap opsi pemipaan, kajian berbagai pertimbangan
geoteknik, dampak banjir dan hidrogeologi maupun analisis serangkaian risiko.
Kesimpulan yang diperoleh bahwa sistem pengelolaan tailing yang diterapkan saat
ini, yaitu mengalirkan tailing menuju daerah pengendapan Mod-ADA, merupakan
opsi yang terbaik dari semua opsi yang ada untuk kondisi iklim dan topografi yang unik dari
wilayah kerja PT-FI.
b. Apakah ada penghargaan yang diperoleh atau audit independen yang telah
dilakukan dalam upaya pengelolaan lingkungan?
Jawab:
Ada. Sistem Pengelolaan Lingkungan (SKL) PT-FI
sampai saat ini telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000. Pada tahun 2005, PT-FI
meminta agar dijalankan audit independen terhadap SKL-nya oleh sebuah
perusahaan internasional, Montgomery
Watson-Harza, serta audit independen yang dilakukan International Center for Corporate Accountability (ICCA) terhadap
program sosial dan HAM. Hasil dari audit tersebut telah disampaikan kepada
publik, dan memberi masukan yang sangat berharga serta sejumlah besar
rekomendasi bagi PT-FI.
- SKO-Berbasis Kinerja Sosio-Antropologis:
a. Apakah ada alokasi pendanaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat?
Jawab:
Ada. PT-FI telah memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi Indonesia. Investasi sejumlah hampir 4,8 miliar dolar AS untuk
membangun prasarana perusahaan di Papua yang juga dapat dimanfaatkan
masyarakat. Investasi sebesar
lebih dari 425 juta dolar AS dalam bentuk prasarana sosial yang memberi manfaat
langsung bagi masyarakat setempat.